Mempelajari Tangisan Bayi
24 Oktober 2012Setiap kali seorang bayi menangis, pasti si ibu akan
menyorongkan payudaranya atau membopongnya.
Tapi, ketika dua hal itu sudah dilakukan, dan si mungil
masih saja menangis, barulah si ibu bingung.
Nah, coba saja si ibu tahu arti tangisan itu, kan tak
perlu bingung?
Tapi, bagaimana tahu arti tangisan bayi?
Tangisan merupakan alat komunikasi pertama yang
dikuasai bayi. Lewat tangisan, bayi mengutarakan
keinginan dan kebutuhannya secara efektif. Tak heran,
bayi menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas ini.
Dalam buku "Your Child's Body Language", Dr. Richard
Woolfson menjelaskan bahwa tangisan bayi mempunyai
arti berbeda-beda. Setiap jenis tangisan mengkomunikasikan
pesan tersendiri untuk ayah ibunya.
Di bawah ini beberapa contoh tangisan bayi dan cara
mengatasinya.
Tangisan "Aku Ingin Menyusu":
Bayi Anda akan mulai menangis jika lapar. Tangisannya
biasanya berulang-ulang. Pertama, ia menangis lalu berhenti
sejenak untuk mengambil napas, menangis lagi, berhenti
sejenak untuk mengambil nafas, demikians seterusnya.
Mengatasinya, susui dia hingga kenyang.
Atau, jangan-jangan sudah waktunya makan?
Tangisan "Popokku Kotor":
Bayi lebih suka popoknya bersih dan kering. Jika popoknya
basah ia akan menangis karena merasa tidak dari rasa
tidak nyaman. Tangisan "pengumumam popokku kotor"
biasanya perlahan, kemudian makin keras dan makin keras.
Anda juga bisa memperhatikan bahwa ia bergeliut-geliut
di tempat tidurnya.
Mengatasinya, segera periksa popoknya. Ia barangkali
memerlukan popok yang baru.
Tangisan "Badanku Sakiiit":
Semua bayi menangis jika ia merasa sakit. Tangisan jenis
ini adalah tangisan bernada tinggi, hampir seperti jeritan,
kemudian ia terengah-engah pada saat menarik nafas,
lalu menjerit lagi.
Jalan keluar, cobalah temukan apa yang membuatnya
kesakitan. Pegang perutnya, jangan-jangan kejang.
Goyang-goyang tangan, kaki atau leher dan kepalanya.
Jika ia menjerit lebih keras ketika menggoyang bagian
tertentu, mungkin ada yang sakit karena terjatuh tanpa
sepengetahuan Anda. Kompreslah bagian yang sakit
dengan air hangat.
Tangisan "Aku Bosan":
Bayi selalu memerlukan stimulasi dan akan timbul bosan
jika ia tidak memperolehnya, atau bahkan bosan dengan
satu aktivitas saja. Tangisan jenis ini dirancang untuk
mendapat perhatian Anda. Makanya, tangisan ini lebih mirip
teriakan ketimbang tangisan. Dan, ia akan tetap menagis
seperti ini selama ia merasa bosan.
Mengatasinya, ganti aktivitasnya. Misal, temani dia bermain,
menyenandungkan nyanyian, membacakan cerita.atau bisa
juga ajak jalan-jalan.
Tangisan minta gendong:
Bayi Anda akan menjadi cengeng jika lelah, walaupun ia
mungkin tidak ingin tidur. Ia akan merengek dengan
menjengkelkan. Kepalanya mungkin terangguk-angguk
untuk beberapa detik, dan mungkin Anda melihat bahwa
ia menggosok-gosokkan tangannya pada mata serta
wajahnya. Mengatasinya, ayunlah ia perlahan-lahan
sampai akhirnya ia jatuh tertidur.
Tangisan kesepian:
Bayi Anda senang bergaul. Ia ingin Anda selalu berada
di sisinya. Jika merasa kesepian, tangisannya akan
terdengar menyedihkan. Seakan ia tengah sedih atau marah.
Mengatasinya, luangkan waktu bersamanya paling tidak
sampai ia tenang. Jika Anda perlu menyelesaikan sesuatu,
gendonglah ia sampai tenang, kemudian lanjutkan pekerjaan
anda bersamanya di sisi Anda.
Nah, itulah beberapa ciri tangisan bayi Anda. Dan, kini sudah
tahu rahasianya, kan? Jadi, jangan langsung nyorongkan
payudara lagi, ya? (ia/cbn/CN02)
Sumber : http://www.balitacerdas.com/perilaku/tangis.html
Baca juga
5 Cara Mengatasi Pilek pada Bayi yang Mudah Dilakukan
Bolehkah Bayi 4 Bulan Diberdirikan?
Penyebab Ruam Popok dan Cara Mengatasinya
JADWAL MAKAN BAYI 6 BULAN (MPASI) DALAM SEHARI
Cara merawat kulit bayi