Nutrisi dan Pola Makan yang Benar Saat Menyusui
25 Oktober 2012Pada masa menyusui, Ibu harus tetap memerhatikan kondisi kesehatan dan kecukupan gizinya. Bayi usia 0-6 bulan (masa ASI ekslusif) hanya akan mengandalkan ASI ibu sebagai makanan utamanya, sehingga ibu sangat perlu mempertahankan diet sehat untuk menjamin pasokan nutrisi yang terbaik bagi bayinya. Ibu perlu selektif dan benar-benar memerhatikan pola makan yang dikonsumsi karena ibu tidak hanya makan untuk diri sendiri, melainkan juga untuk bayi. Lalu, seperti apa sih pola makan yang benar saat menyusui? Berikut informasinya untuk Moms & Dads semua.
Pola makan (diet) ibu menyusui biasanya membutuhkan diet kalori tinggi, bergizi tinggi dan seimbang, yang harus sudah mulai disiapkan ibu sejak masa sebelum dan selama kehamilannya. Ibu menyusui perlu makan lebih banyak dibandingkan pada saat hamil. Dalam sehari, umumnya ibu menyusui akan memproduksi 800 ml ASI dan membakar 1000 kalori. Untuk menjamin produksi ASI, Ibu memerlukan makanan tinggi kalori dengan tambahan 500 – 800 kalori per harinya. Pada kondisi dimana seorang ibu memiliki bayi kembar, maka tambahan kalori yang diperlukan akan jauh lebih banyak lagi.
Sama seperti orang lain pada umumnya, ibu menyusui memerlukan asupan karbohidrat, protein, berbagai vitamin dan mineral, serta lemak. Perbanyaklah konsumsi biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran (daun katuk, bayam, kangkung yang diyakini dapat meningkatkan produksi ASI), makanan yang kaya protein, kalsium dan zat besi. Namun, patut diingat sebaiknya Anda menghindari sayuran yang banyak mengandung gas seperti kol, bunga kol atau lobak karena dapat membuat perut bayi kembung.
Asupan protein yang diperlukan selama menyusui yaitu kurang lebih 64 gram per harinya yang bisa diperoleh dari ikan, daging, telur, tempe, dan tahu. Selain itu, pada masa menyusui ibu perlu juga mengonsumsi kalsium paling tidak 1200-1500 mg. Jumlah ini lebih banyak 200 mg dibandingkan saat ibu tidak menyusui. Kebutuhan kalsium yang meningkat amat penting mengingat selama proses menyusui simpanan kalsium dalam tubuh ibu akan berkurang 300 mg per harinya. Beberapa riset menunjukkan bahwa pada ibu yang menyusui terjadi proses pengurangan masa tulang. Untuk itu, agar tulang ibu tetap sehat dan kuat diperlukan asupan kalsium yang cukup.
Selain untuk ibu, kalsium juga amat penting bagi bayi. Karena kekurangan kalsium secara terus-menerus pada bayi, selain akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan giginya, juga berpengaruh terhadap kesehatannya kelak saat dewasa. Contoh makanan yang kaya kalsium adalah yoghurt (1 cangkir = 414 mg kalsium), susu (1 gelas = 302 mg kalsium), tahu (60 gr = 304 mg kalsium), ikan laut (2 potong = 200 mg kalsiium), produk olahan susu, kacang-kacangan, sayuran hijau (misalnya bayam 100 gr = 129 mg kalsium, buah-buahan (2 buah jeruk = 36 mg kalsium), dan lain sebagainya.
Sebenarnya meskipun dalam kondisi kelaparan, ibu tetap dapat menghasilkan susu. Namun, seorang ibu yang kekurangan gizi akan menghasilkan ASI yang kualitas gizinya rendah. Bukankah kualitas ASI amat bergantung pada kualitas gizi yang ibu makan? Jika dibiarkan, ini tentu akan sangat berbahaya karena dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Di sisi lain, ibu yang kurang gizi biasanya cenderung lebih mudah sakit. Kondisi kesehatan yang kurang baik tersebut akan menghambat aktivitas ibu dalam menyusui bayinya.
Ibu menyusui biasanya mudah merasa haus akibat oksitosin yang dilepaskan selama proses menyusui. Oleh karena itu, perbanyaklah minum air putih sekitar 8-12 gelas per hari atau bisa juga dikombinasikan dengan minuman lain seperti jus buah, untuk membantu menjaga persediaan ASI dan mencegah dehidrasi.
Hindari kafein, alcohol, nikotin dalam rokok, obat-obatan keras, dan zat-zat berbahaya lainnya karena dapat ikut termakan oleh bayi lewat ASI yang Ibu berikan. Jika ibu adalah seorang perokok, tentu harus lebih berhati-hati. Merokok lebih dari 20 batang sehari terbukti akan mengurangi pasokan susu dan menyebabkan bayi mengalami gangguan kesehatan seperti muntah, keracunan, diare, denyut jantung cepat, dan kegelisahan pada bayi. SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) lebih sering terjadi pada bayi yang sering terkena asap rokok. Selain itu, zat nikotin yang terdapat dalam rokok akan sangat berbahaya bagi bayi karena zat ini dapat tertimbun dalam hati dan ginjal bayi. Amat sangat direkomendasikan ibu perokok untuk berhenti merokok selama masa menyusui bahkan semenjak sebelum kehamilan terjadi.
Ibu juga perlu menghindari atau mengurangi alcohol, karena konsumsi alkohol yang berlebihan oleh ibu menyusui dapat menyebabkan bayi menjadi mudah marah, sulit tidur, dan selalu ingin makan dalam jumlah yang berlebihan. Kafein juga sebaiknya dihindari dan dikurangi karena kafein dapat menyebabkan bayi menjadi rewel dan susah tidur.
Dengan mengikuti pola makan (diet)yang benar dan sehat saat menyusui, Anda akan memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan nutrisi yang baik dan tepat selama masa menyusui. Tahap menyusui ini sangat penting, karena ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. Anda tentu menginginkan segala yang terbaik untuk bayi Anda, bukan? Jika tidak ada sesuatu yang menghalangi, usahakan sedapat mungkin untuk memberikan ASI dengan jumlah yang cukup (sesuai permintaan bayi) dan kualitas gizi yang baik. (ST)
Sumber : http://informasitips.com/nutrisi-dan-pola-makan-yang-benar-saat-menyusui
Baca juga
5 Cara Mengatasi Pilek pada Bayi yang Mudah Dilakukan
Bolehkah Bayi 4 Bulan Diberdirikan?
Penyebab Ruam Popok dan Cara Mengatasinya
JADWAL MAKAN BAYI 6 BULAN (MPASI) DALAM SEHARI
Cara merawat kulit bayi